Menerima dan Mengambil Pelajaran Dari Kekalahan di Pertandingan
“Jika Anda tidak menjadi yang pertama, kau pasti yang terakhir. Anda tahu, Anda tahu apa yang saya bicarakan? ”~ Ricky Bobby
“Tunjukkan pecundang yang baik dan saya akan menunjukkan pecundang.” ~ Vincent Lombardi
“Selalu mengubah situasi negatif menjadi situasi positif.” ~ Michael Jordan
Ungkapan-ungkapan di atas adalah ungkapan yang telah disampaikan
oleh beberapa atlet olahraga dalam mensikapi nilai keberhasilan dan
kekalahan dalam suatu pertandingan.
Dalam kehidupan manusia, dalam berbagai kegiatan atau aktivitas
hidupnya mempunyai satu nilai untuk sebuah harga keberhasilan dari usaha
yang dilaksanakannya. Persaingan dalam kehidupan ini adalah nilai-nilai
yang normal dan manusiawi. Semua orang akan berlomba-lomba untuk
mewujudkan apa yang menjadi cita-cita atau keinginan dalam hidupnya.
Sebagian orang merasa puas dengan semua keberhasilannya dan sebagian
lainnya merasa bahwa kekalahan adalah akhir dari segalanya.
Dalam sebuah kompetisi atau pertandingan, baik pertandingan yang
terukur maupun yang tidak terukur, pada akhir kompetisi itu akan
mengetahui hasil akhirnya yaitu ada yang menjadi pemenang dan ada yang
tersisih. Tidak sedikit ungkapan kalimat yang bijaksana menjadi seperti
pendorong atau motivasi bagi orang-orang yang merasa telah gagal
melaksanakan sesuatu. Kadangkala akan terasa sangat sulit menerima
masukan, teguran ataupun nasehat ketika kita telah “dikalahkan” dalam
sebuah kompetisi. Hal ini akan memberikan kesan buruk pada mental
kehidupan seorang atlet.
Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang pelatih yang mengetahui
karakteristik murid-muridnya kadangkala melebihi batas yang cukup
mengkhawatirkan dari sisi psikologi anak didiknya. Upaya untuk
melindungi atlet adalah sangat wajar dan natural, tetapi yang harus
diingat bahwa dalam kompetisi atau pertandingan “Sebenarnya ada pemenang
dan yang tersisih/kalah”. Sebagai seorang instruktur atau pelatih
seharusnya mengajarkan dan membina atletnya mengenai CARA untuk bersaing
dan menang atau BAGAIMANA menerima suatu kekalahan secara SEHAT dan
POSITIF
Terdapat suatu keyakinan bahwa jika kita mau mengakui suatu
persaingan (kompetisi) secara harfiah akan menghasilkan atau melahirkan
suatu “Keunggulan”. Apakah terdapat sisi buruk dari suatu pertandingan
(kompetisi)???Apa yang dapat mungkin terjadi dalam suatu kompetisi bahwa
kita akan kehilangan sebuah pelajaran besar??seorang bijak pernah
berkata, “ketika anda mengalami kekalahan, jangan sampai anda kehilangan
sebuah pelajaran”.
Seorang yang mengalami kekalahan (pecundang) sebenarnya tidak seperti
ungkapan yang disampaikan oleh Lombardi di atas. Mengapa??Lombardi
mengatakan bahwa tunjukkan padaku seorang “pecundang (kekalahan) yang
baik”, hal ini digunakan untuk menerima sebuah kekalahan dan saya akan
tunjukkan siapa sebenarnya yang “pecundang” (kekalahan). Hal ini sama
sekali benar-benar berbeda dengan apa yang dimaksud dengan pecundang
“yang baik”. Secara nyata, Michael Jordan adalah sebuah contoh yang
baik, yang mengatakan “bangun kembali dari bawah (kekalahan)”
Michael Jordan adalah salah satu “Pemenang” terbesar di planet ini,
dia telah mendapatkan enam kali gelar juara. Yang perlu diingat adalah
bahwa tidak semua jalan raya atau jalanan selalu diaspal dengan mulus,
terkadang kita temui jalan sedikit bergelombang, lubang kecil maupun
lubang yang cukup besar.
Ungkapan Michael Jordan adalah ungkapan yang menunjukkan sifat
optimisme seorang yang memiliki mental positif yang TIDAK ingin
kehilangan atau tidak tahan menerima kehilangan dan MAMPU mengambil
suatu pelajaran (Belajar dari pengalaman yang telah diterima) dari
setiap kekalahan pada suatu kompetisi atau pertandingan untuk menjadi
pemenang di kemudian hari. Memang inilah salah satu cara untuk menjadi
“Pemenang” yang melalui berbagai “kehilangan” pada suatu kompetisi.
Bahkan boleh dibilang tidak ada yang namanya pemenang – yang adalah
adalah hanya seorang yang menerima kekalahan dengan kebesaran hati yang
akan menjadi pemenang.
Persaingan atau kompetisi adalah jauh lebih baik bagi yang kalah
daripada seorang yang menjadi pemenang. Kekalahan dan kehilangan adalah
bersifat sementara, hal ini sama saja dengan yang menjadi pemenang pada
kompetisi tersebut. Kita akan menemukan suatu pelajaran yang amat
penting dan berharga bahwa kita harus dapat menghargai suatu nilai dari
sifat “FANA” dalam konteks waktu. Tidak ada keabadian dalam kehidupan
seorang manusia, demikian pula halnya dalam sebuah kompetisi.
Sebagaimana yang disampaikan Winston Churcill “Hidup anda (waktu) adalah
dinamis dan bukan statis”. Berapa kali dan berapa banyak para atlet
olimpiade menerima kegagalan dan bangkit kembali dari kekalahan pada
olimpiade sebelumnya. Seseorang PECUNDANG (yang benar-benar kalah tanpa
motivasi) akan mempunyai pemikiran bahwa akan sulit untuk memastikan
menjadi seorang juara pada kompetisi berikutnya
Bagaimana dengan kekalahan anda pada kompetisi atau pertandingan yang
terakhir???apakah mempengaruhi kehidupan latihan anda???ataukah
kekalahan itu telah mengalahkan dan menembak anda untuk tidak bangkit
lagi???
Tidak pernah ditemui seseorang dengan bakat alami dapat menjadi yang
terbaik. Hal ini mengenai sesuatu pembuktian mengenai terjadinya suatu
perubahan internal pada diri seorang atlet yang belajar menerima
kekalahan, penderitaan, penghinaan dan menantang dirinya sendiri untuk
merubahnya demi sebuah keberhasilan tertinggi di masa mendatang. Hidup
ini adalah sebuah proses perjalanan, kemenangan adalah proses, tetapi
kehilangan adalah sebuah prasyarat….!!!
Pelajaran dari Winston Churchill : “Sukses bukan akhir perjalanan,
kegagalan bukan hasil fatal, hal tersebut adalah keberanian untuk
melanjutkan hal yang dianggap penting”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar