Mengenal jurus dalam Karate
Definisi Jurus
atau Kata dalam Karate adalah merupakan
rangkaian gerakan kihon yang digabungkan sehingga membentuk keindahan
gerakan sehingga bermakna filosofi yang mendalam. Sedangkan kihon itu
sendiri adalah gerakan dasar yang meliputi dari tangkisan, pukulan,
tendangan, dan bantingan. Dalam Kata tersimpan
bentuk-bentuk sikap dalam karate yang wajib dimiliki, seperti kontrol
(diri), tenaga (power), kecepatan, juga bentuk penghayatan karate dalam
realitas sebenarnya. Sebab dalam Kata tersimpan ribuan
senjata tubuh yang tersamar dalam bentuk yang indah . Sehingga ketika
karateka paham, menghayati, dan mendalami Kata, sejatinya dia
(diharapkan) sudah tahu dan paham betapa karate itu bukan
sekedar latihan olah tubuh saja. Tentu saja ini membutuhkan keseriusan
dan komitmen tinggi bagi karateka yang berniat memperdalam karate
secara komprehensif. Sebab Master Gichin sudah memperkirakan untuk
mengetahui dan paham satu buah Kata saja butuh waktu
sekitar tiga tahun. Tentu waktu yang cukup lama untuk ukuran sekarang.
Selain itu, sikap karateka yang dituntut untuk tidak cepat bosan dan
menyerah adalah penting dalam mempelajari Kata.
Untuk mengetahui dan mendalami Kata, yang
terpenting adalah latihan yang rutin. Untuk bisa melakukan Kata
yang baik, kita harus belajar dan melatih tehnik dasarnya (kihon) dulu
satu-satu. Teknik2 dasar seperti postur tubuh yang benar, kondisi
pikiran dan mental yang benar, teknik kuda-kuda, teknik melangkah,
teknik perpindahan bobot tubuh dan pusat gravitasi, teknik bertahan,
teknik menyerang, teknik pernafasan dsb. Untuk menguasai satu teknik
dasar saja idealnya kita harus melatihnya puluhan ribu kali untuk bisa
menguasainya. Dalam berlatih suatu tehnik Master Gichin sering berkata
:" kerjakan 1.000 kali sehingga kau dapat menemukan jawabannya".Dalam
satu teknik itu sebenarnya terkandung puluhan bahkan mungkin ratusan
atau ribuan cara memaksimalkan teknik dan aplikasi
Kalau teknik sudah benar maka tiap2 teknik
mulai dirangkai kedalam jurus, karenanya untuk menguasai 1
jurus saja sebenarnya butuh waktu tahunan, dan itu harus
dilakukan rutin setiap hari. Mengapa mengulang-ulang jurus/kata
itu penting? karena tubuh memiliki kemampuan untuk merekam gerakan yang
kita lakukan (muscle memory), semakin banyak atau sering kita melakukan
suatu gerakan maka gerakan itu menjadi seperti sebuah reflek bagi kita
(contoh: ibu2 yang bekerja di pabrik rokok, kalau melihat gerakannya
seperti mesin yang otomatis)
oleh
karena itu kita diajarkan untuk menghapal jurus/Kata,
sehingga badan kita menjadi terbiasa dengan gerakan (jurus)
yang kita pakai, dengan harapan akan menjadi refleks kita dalam
menangkis, memukul dll.
jadi
pentingnya jurus adalah untuk memberikan latihan pada
otot untuk memiliki memory terhadap gerakan yang kita inginkan. Namun
demikian kemampuan refleks harus keluar dan teruji di dunia nyata dalam
hal ini di representasikan dalam latihan tanding. semakin banyak
bertanding maka refleks bertarung di dunia nyata jadi terasah, nah untuk
mrndapatkan refleks bertarung yang sesuai dengan kaidah beladiri
masing2 maka harus dengan latihan Kata.
Jadi akhirnya setelah kita membentuk form
akhirnya kita akan formless karena apa yang kita gerakkan adalah
semata-mata refleks dari tubuh kita yang telah kita bentuk refleksnya
dengan Kata.
Kata
merupakan saripati dari Karate, karena rahasia beladiri Karate
ada dalam Kata, Saat belum belajar beladiri kita formless
tidak punya bentuk, saat belajar beladiri kita mulai belajar form
bentuk2 teknik, saat kita semakin matang kita akan kembali ke tanpa
bentuk/ formless menciptakan teknik kita sendiri berdasarkan pengalaman
dan hasil latihan beladiri kita. di level inilah kita baru bisa disebut
martial artis yang bisa berekspresi bebas seperti seorang pelukis yang
bisa menggambar apa saja dgn kuas di tangannya.
Sesungguhnya di
dalam real fight inilah hasil latihan dari Kata akan
sangat kelihatan keefektifannya (ini tergantung intensitas dan kualitas
latihannya/ hasil latihan sebelumnya jika dilatih dengan benar).
Seperti dibahas sebelumnya sebelum belajar
beladiri kita tidak punya bentuk, saat mulai belajar kita mulai punya
bentuk berdasarkan beladiri yang kita pelajari, kemudian tingkat
lanjutnya kita kembali ke formless/tanpa bentuk.
Dalam real fight situasi fight bisa
bermacam2 tergantung latar belakang beladiri lawan(punya style atau
tidak punya style) istilahnya formless dan bentuknya bisa bermacam2.
Untuk situasi seperti ini kadang2 kalau kita memaksakan style beladiri
kita ke pertarungan sesungguhnya maka kita bisa kerepotan sendiri karena
situasinya sering mengalir tidak sesuai dengan skenario yang biasa kita
latih saat latihan sparring.
Dalam
real fight kita tidak bisa memaksakan bentuk style kita ke keadaan yang
formless, Kita harus mengembangkan form kita ke tingkatan yang lebih
tinggi alias formless juga. Seperti filosofi air, air tidak memiliki
bentuk namun air bisa menyesuaikan dirinya ke bentuk apapun, dimasukan
ke gelas dia jadi bentuk gelas, ditaruh di vas dia bentuk vas, namun air
itu tetap formless dan dia tidak bisa dipegang.
Sangat naif sekali kau kita lihat tangkisan
dasar tengah ke dalam seperti soto uke hanya bisa sekedar utk
menangkis, kalau dipelajari dan didalami dengan benar tangkisan ini
sebenarnya bisa jadi teknik patahan siku lawan, teknik kuncian siku,
teknik kuncian sendi bahu, teknik bantingan, teknik serangan ke titik
syaraf, dll.
Demikian juga dengan
kuda2 depan seperti zenkutsu dachi bisa dipakai utk menginjak dengkul
lawan, menyapu kaki, menekan sendi, menyerang kemaluan, dll. latihan
dasar itu dirancang ada tujuannya, namun utk penerapan harus dinamis
sesuai keadaan(bukan keadaan yang menyesuaikan dengan kemauan kita,
namun kita yang menyesuaikan dengan keadaan).


Tidak ada komentar:
Posting Komentar